Masa muda adalah masa dimana seseorang hdup dgn berjuta angan. Bigtu pun dgn
pmuda ini, pmuda yg pnuh smangat layaknya pemuda lainnya. Pria muda yg
penuh antusiasme terhdap kehdupan. Tp smua berubah drastis tatkala sepatah
kalimat keluar dri mulut seorang dokter.. kalimat yang mungkin tidak pernah terpintas sebersit pun dalam pikiranya. ya dokter memvonis bahwa dirinya menderita glioblastoma,
yaitu kanker yg mnyerang otak dan tpatny terletak diatas tentorium/otak
besar.
Dan karena penyakit itu pula, sebuah vonis yang tak kalah mengejutkanya ia dengar, dikatakan bahwa hidup nya itdak akan
lama lg.. Dan satu-satu nya cara yg mungkin bisa memperbesar pluang hidup lbh lama adalah
oprasi, itupun dgn prhtungan 80%:20%, 80% gagal dan hanya 20% kemungkinan ia selamat.
Sebuah kenyataan pahit bagi pria muda tsb , kenyataan yg bak palu gada yg
merobohkan dan meluluhlantahkan bangunan-bangunan mimpinya. Ia merasa hidupnya hancur, tak
tentu arah seperti terpidana mati yg mnunggu guilotine jatuh memutus
kepalanya.
Ya walaupun vonis tsb kluar dr mulut dokter yg hanya manusia
biasa, tp setidaknya vonis itu seudah seperti sebuah "proposal kmatian" yg
tinggal mnunggu persetujuan tuhan. Hidup dgn vonis mati yg menghantui bukanlah
perkara mudah. Pria muda yg dulu penuh semangat dan antusias kini berubah menjadi
pria yg tak punya tujuan, mimpi dan hdup hanya "sekedarnya" ia jalani. Ia tak mau
mngambil jalan operasi, karena baginya itu tdk brguna dan akan sia-sia saja. Ia
lebih memilih menjalani sisa hidupnya, dengan hidup hanya sekedar hidup tanpa tujuan
berarti. Karena baginya setelah datngnya vonis tsb, mimpinya tleah usai, tujuan
hidupnya telah hilang..
Tp disaat keterpurukan dan khilangan makna hidup, ia bertemu sesuatu.
Sesuatu yg nantinya membuka matanya dan mengembalikan semangatnya. Sesuatu yg
mampu menyadarkan bahwa hidupnya belum lah usai hanya krn sebuah vonis dokter.
Ia kembli menemukan antusiasme dan semangat disisa hdup nya. Ia tersadar
bahwa slama ini yg ia lakukan bukanlah suatu bentuk kepasrahan terhadap keputusan tuhan. Tp justru sebuah tindakan yg sbnarnya mencerminkan kekecewaan,
kemarahan, ketakutan dan penolakan terhadap kenyataan vonis tersabut dan lebih
mamilih hidup dan bersembunyi pada kata "TAKDIR".
Ssuatu yg mampu membangkitkan kembli hidupnya pastilah sangat berharga. Karena
sesuatu yg berharga itu lah ia kembli mnemukan tujuan hdupnya yg baru.. Dan
utk mencapai tujuan hdup yg baru itu tentu ia harus bisa hidup lbh lama. Dan krn
itu ia berani memutskan utk mengambil pilihan yg slama ini tdk ada dlm pikiranya,
sebuah pilhan yg selama ini ia abaikan dan singkirkan karena ketakutan dalam
drinya.
Ya, akhrnya ia memtuskan utk menerima pilihan operasi, operasi yg
kmungkinan brhasilnya hanya 20%, operasi yg hanya berakibat pada 2 hal. Ia
bisa hidup lebih lama atau justru mati lebih cepat. Tapu ia tak perduli
, keberanianya telah timbul, ia tak pduli meski hanya 20%, 10% atau bahkan 1%
sekalipun ia akan tetap menjalani operasi tsb demi mimpi dan tujuan hidup nya
yg baru.
Toh dalam pikiranya meskipun ia nanti gagal dan akhrnya mati akibat
operasi itu, ia akan tetap bahagia karena ia telah mampu bangkit dan kembali pada
dirinya yg dulu, kembli pada hidup yg sebnarnya, kembali punya tujuan hidup setelah
terpuruk. Itu semua berkat sesuatu yg berhasil merubahnya, sesuatu yg mampu
mengangkat dirinya dri keterpurukan dan kefrustasian.
sesuatu yang mungkin sederhana bagi orang lain tapi sangat bermakna bagi dirinya, dan untuk sesuatu itulah ia mau berjuang untuk terus hidup.........
Dan jika ia nanti mati dalam perjuangannya itu, setidaknya kali ini ia merasa jauh lebih pantas menggunakan kata "TAKDIR".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar